Manusia & Kebudayaan
JAKARTA, KOMPAS.com-- kita terhaKurangnya perhatian terhadap
kebudayaan sebenarnya berawal dari cara pandang yang salah dari pemerintahdap
kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan
lebih banyak dianggap sebagai sesuatu yang hanya bersifat seremonial, sehingga
makna kebudayaan sebagai suatu sistem nilai yang bersifat integral dalam
kehidupan masyarakat menjadi tearbaikan.
Budayawan Edy Utama mengatakan hal itu, saat diminta
tanggapannya tentang kebudayan yang kurang mendapat perhatian pemerintah, Jumat
(1/10). Masalah berikutnya,
disebabkan masih adanya arogansi pemerintah yang merasa paling mampu dan
berkepentingan mengelola kehidupan kebudayaan tersebut. Jika kita lihat kinerja
dan perspektif kebudayaan yang dikembangkan birokrasi pemerintahan yang terkait
dengan pengelolalan kebudayaan, masih sangat memprihatinkan, katanya.
Sementara, lembaga-lembaga kebudayaan masyarakat atau organisasi
sosial kemasyarakatan, sebagian besar hidup dalam kondisi sulit, bagaikan
kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau . Padahal, kelembagaan sosial
kemasyarakatan yang perannya sangat penting dan dibutuhkan dalam mengembangkan
kebudayaan itu sendiri, sepertinya harus berjuang sendiri, terutama dalam
mendapat anggaran yang dibutuhkan mengelola kegiatan kebudayaan yang menjadi
tujuan mereka.
Menurut Edy Utama, dominasi
peran pemerintah dalam pengelolalaan kehidupan kebudayaan, yang merupakan
kewajiban negara untuk memperhatikannya, sudah harus diakhiri. Sumber-sumber
pendanaan yang selama ini dialokasikan negara untuk pengelolaan kehidupan
kebudayaan, sebagian besar sebetulnya hanya dihabiskan untuk biaya birokrasi
kebudayaan yang sangat gemuk.
Edy yang mantan Ketua Dewan Kesenian Sumatera Barat menjelaskan, jika kita bicara bagaimana memperbaiki
kondisi pengelolaan kehidupan kebudayaan yang kurang mendapat perhatian
tersebut, maka strateginya harus dimulai dari mengembalikan peran pengelolaan
kehidupan kebudayaan tersebut pada masyarakat luas. Banyak organisasi sosial
kemasyarakatan yang bergerak di bidang kebudayaan yang perlu mendapat perhatian
serius, dan dapat dijadikan sebagai ujung tombak pengembangan kehidupan
kebudayaan tersebut.
Organisasi sosial kemasyarakat seperti lembaga penerbitan karya
intelektual, organisasi adat, organisasi kesenian seperti Dewan Kesenian,
komunitas budaya tradisional, saya kira jauh lebih berpengalaman mengelola
kehidupan kebudayaan kita, apa lagi jika diberi dukungan yang kuat dari
pemerintah. Artinya masyarakat dengan segala macam bentuk organisasi kebudayaan
yang mereka miliki, syogianya harus dijadikan subjek, bukan lagi objek
sebagaimana perlakukan birokrasi kebudayaan selama ini, tandasnya.
Kesimpulannya kebudayaan harus
lah dilestarikan karena sudah banyak orang menganggap salah tentang kebudayaan
nah yang paling berperan penting dalam pelestarian budaya adalah anak-anak
bangsa karena mereka lah yang akan melanjutkan itu di masa depan.
http://oase.kompas.com/read/2010/10/01/2035477/Cara.Pandang.Keliru.Soal.Kebudayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar