Selasa, 22 Januari 2013

tulisan Masyarakat & Agama

Agama adalah suatu hal yang penting dalam hidup ini kita tidak dapat menjalankan hidup tanpa bimbingan agama ya walaupun ada juga yang hanya hidup dengan logika mereka saja. suatu masyarakat pasti mempunyai agama masing-masing yang harus saling bertoleransi & menghargai apa yang dilakukan oleh suatu agama itu tetapi jangan sampai menimbulakn suatu peperangan seperti palestina & israel. kedua negara itu adalah contoh yang dapat diambil karena keserahan pihak israel yang ingin menguasai dunia maka saingan yang dekat & berbeda agama mereka jajah dengan keji & sadis bahkan perjanjian damai pun mereka langgar ya itulah bangsa yahudi yang senangnya hanya menghancurkan agama & bangsa lain

Agama & Masyarakat


Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia mengimbau seluruh umat muslim yang membaca Al Quran (tadarus) pada malam hari di bulan suci Ramadhan 1433 Hijriyah hendaknya mengurangi penggunaan pengeras suara masjid.
Hal ini diperlukan karena penduduk Palangka Raya terdiri dari berbagai macam agama, tidak hanya umat Islam, kata Wali Kota Riban di Palangka Raya, Minggu.
Kebiasaan tadarus sampai waktu subuh tetap dapat dilakukan tanpa menggunakan pengeras suara masjid sehingga tidak mengganggu jam istirahat masyarakat non muslim lain.
Oleh karena itu penggunaan pengeras suara diharapkan dikurangi atau dibatasi sampai jam-jam tertentu. Bagi masyarakat yang masih ingin membaca Al Quran silakan meneruskan, namun hendaknya tidak menggunakan alat pengeras suara masjid.
Meski saat ini umat muslim sedang merayakan bulan suci Ramadhan, namun rasa toleransi antarumat beragama tetap terpelihara mengingat di Palangka Raya sendiri juga banyak warga non muslim.
"Kami rasa masyarakat mengerti, sebab warga non muslim yang ingin istirahat di rumah dekat masjid mungkin sedikit agak terganggu karena adanya aktivitas tadarus dengan menggunakan alat pengeras suara," ucap Riban.
Dia mengharapkan masyarakat Palangka Raya saling menghormati serta meningkatkan kerukunan dan rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga tujuan kerukunan antarumat beragama di Palangka Raya diakui dapat tercipta dengan baik.
Meski rasa tolerasi keagamaan tersebut sudah berjalan dengan baik tidak ada salahnya manakala dipeliharan dan ditingkatkan lagi di masa mendatang, katanya.
"Kami ingin masyarakat sejahtera, aman, rukun dan damai sentosa. Hal ini penting karena Palangka Raya terlihat suasananya semakin baik dan damai antarsuku dan agama. Jadi antarumat beragama semakin saling menghormati satu dengan lainnya," ujar Riban.
Untuk itu, semua pihak diharapkan menjaga keamanan dan ketertiban daerah masing masing dengan mengintensifkan sistem keamanan lingkungan (siskamling) di setiap desa atau kelurahan.
"Kalau ada orang yang dianggap mencurigakan, sebaiknya laporkan ke pihak berwajib. Sebab, pihak keamanan siaga mengamankan Ramadhan di Palangka Raya tahun ini," demikian Wali Kota Riban Satia.
Kesimpulan yang dapat diambil dari kasus diatas ya sebenarnya baik begitu tapi itu juga merupakan hak muslim apakah mau melaksanakannya/tidak sebab mengaji sebelum subuh dapat membangunkan masyarakat muslim untuk pergi ke mesjid ya walaupun kalangan non muslim komplen ya itulah toleransi beragama bagi umat non muslim harus menerima segala yang dilakukan umat muslim  
 http://nasional.kompas.com/read/2012/08/06/2029517/Walikota.Kurangi.Penggunaan.Pengeras.Suara.Masjid

tulisan Ilmu pengetahuan teknologi & kemiskinan

sebuah teknologi dapat menunjang suatu orang yang miskin menjadi kaya ya contohnya adalah seorang pengamen yang tidak tau apa-apa berusaha mencoba mengubah sampah menjadi biogas yang kemudian dicoba dalam masyarakat sekitar lalu ia membuat suatu komunitas yaitu my darling(masyarakat sadar lingkungan) dari usaha kerasnya ia mendapatkan banyak sekali penghargaan dari pemerintah maupun LSM terkait & akhirnya pun mereka berhasil mendapatkan tambahan biaya hidup dari itu.

ilmu pengetahuan teknologi & kemiskinan


"Menjadi ilmuwan adalah sebuah penghargaan. Penghargaan dari dan bagi dunia yang luas serta umat manusia yang tinggal di dalamnya," kata Prof Masatoshi Koshiba dalam wawancara khusus penerima Nobel Fisika tahun 2002 pada tanggal 12 Desember 2002.

Koshiba percaya ilmuwan tergantikan meski kerja besarnya belum selesai. Ucapan dan kepercayaan Koshiba (82), guru besar di Universitas Tokyo, Jepang, itu menemukan aktualitasnya di aula utama Istana Tampak Siring, Gianyar, Bali, Selasa (5/8) malam, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan pertanyaan, "Siapa ingin menjadi peraih Nobel?" Sontak, seluruh peserta Asian Science Camp (ASC) ke-2 tahun 2008--terdiri dari 365 siswa Indonesia dan 150 siswa dari wilayah Asia lain--mengacungkan tangan dengan mantap.

Acara ramah tamah, Presiden Yudhoyono, yang saat itu didampingi Ny Ani, dengan peserta ASC lalu menjadi lebih hangat. Tampak sejumlah menteri, yaitu Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, serta Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh.

"Kita melihat masa depan yang cerah bertemu dengan orang-orang seperti kalian. Asia akan benar-benar bangkit dan maju sebagaimana saya yakin Indonesia yang kita cintai juga akan bangkit, maju, dan sejahtera pada abad ke-21 ini," kata Presiden Yudhoyono. Tepuk tangan pun menggemuruh.

Kehadiran sosok Masatoshi Koshiba serta empat peraih Nobel lainnya, yakni Prof Yuan- Tseh Lee (Nobel Kimia 1986 dari Taiwan), Prof Douglas Osheroff (Nobel Fisika 1996, AS), Prof Richard Robert Ernst (Nobel Kimia 1991, Swiss), dan Prof David Gross (Nobel Fisika 2004, AS), membawa energi positif pada acara ASC ke-2 tahun 2008, 3-9 Agustus 2008 di Bali.

"Mereka membagikan pengalamannya, memotivasi generasi muda Asia untuk meraih prestasi di bidang sains dan teknologi sekaliber peraih Nobel dan ilmuwan dunia yang hadir," kata Prof Yohanes Surya, Ketua Panitia ASC ke-2 tahun 2008 yang juga Ketua Surya Institute. Selain kelima peraih Nobel, terdapat 17 ilmuwan tingkat dunia. Hadir juga para siswa peraih medali emas dalam aneka olimpiade sains tingkat internasional.

Menurut Presiden, apabila negara ingin maju, bangsanya harus unggul. "Kalau sejak muda memiliki semangat, 'Saya bisa', dan memiliki semangat berjuang untuk menjadi manusia unggul, jalan akan terbuka. Tak perlu mendengarkan mereka yang pesimistis, berjiwa gelap, karena mereka tidak akan ke mana-mana," ujar Presiden.

Presiden yakin prestasi pelajar dan mahasiswa dalam ajang-ajang kompetisi sains dan teknologi tingkat internasional akan terus berlanjut.

Pemberian beasiswa

Sebagai bentuk penghargaan sekaligus lebih memotivasi, Presiden Yudhoyono mengumumkan kebijakan pemberian beasiswa penuh hingga strata pendidikan doktor di universitas mana pun di dunia kepada peraih medali emas olimpiade sains. Untuk peraih medali perak atau perunggu, beasiswa diberikan hingga gelar master.

"Kebijakan ini sekaligus pemerataan keadilan dalam pendidikan, terutama bagi mereka yang berprestasi istimewa, tetapi kurang mampu secara ekonomi," kata Presiden.

Ia mengingatkan, para siswa yang dibiayai negara itu kelak langsung kembali membangun Indonesia dan membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bangsa. Semua masalah dunia dan Indonesia pada masa datang, menurut Presiden, berpangkal pada pertambahan penduduk dunia yang pesat.

Menurut Presiden, pada tahun 2050 jumlah penduduk dunia diprediksi mencapai 9,5 miliar jiwa dan penduduk Indonesia bisa mencapai 310 juta jiwa. Maka, dibutuhkan peradaban baru yang dapat dibentuk dari dua cara, yakni gaya hidup menjaga dan peduli lingkungan, serta inovasi teknologi.

Presiden pun mengajukan tiga pertanyaan kepada para siswa. "Apa keunggulan serta kelemahan penggunaan teknologi yang bersumber dari tenaga matahari di Asia?". "Jika kalian menjadi pemenang Nobel, apa yang akan kalian sumbangkan untuk kesejahteraan Asia?". "Apakah sains dapat mengentaskan kemiskinan? Bagaimana caranya?".

Putu Dyah Ayu Laksmi, siswi kelas III SMAN 1 Gianyar, Bali, menjawab, integritas dan karya nyata ilmuwan adalah modal utama menuju kesejahteraan. Ia pun bertekad menyebarkan ilmu pengetahuan kepada seluruh generasi muda di Asia karena ilmu pengetahuan dapat meningkatkan pembangunan bangsa-bangsa.

Prof Masatoshi Koshiba berusia 76 tahun ketika meraih Nobel Fisika tahun 2002--setelah 44 tahun bergulat dengan ilmunya setelah lulus dari program S-1 Universitas Tokyo. Ia mengaku butuh waktu bertahun-tahun untuk meyakinkan dirinya bahwa apa yang ia lakukan benar sekaligus berguna untuk manusia dan kemanusiaan.

Jadi, siapa tahu Putu Dyah Ayu Laksmi, peserta ASC ke-2 tahun 2008, atau siapa saja yang mengaku warga negara dan cinta Indonesia akan menjadi peraih Nobel suatu saat nanti?
Kesimpulan yang dapat diambil dalam bacaan di atas adalah teknologi berperan penting dalam menuntaskan masalah kemiskinan suatu masyarakat mungkin dengan teknologi yang sederhana dapat memajukan sebuah bangsa ya contohnya seperti di atas itu
http://nasional.kompas.com/read/2008/08/07/07090550/siapa.ingin.menjadi.peraih.nobel 

Tulisan Pertentangan Sosial & Integrasi Masyarakat

Suatu masyarakat yang berada di komplek & di kampung biasanya sering terjadi perbedaan sosial & kurangnya kesatuan sehingga sering kali timbul konflik nah ini biasanya disebabkan oleh masyarakat yang ingin selalu berada di atas padahal menurut tata kehidupan harus ada yang berada di atas & dibawah ya inilah masalah bangsa indonesia yang tidak dapat menyelesaikan masalah mereka masing-masing

Pertentangan Sosial & Integrasi Masyarakat


Pertentangan Sosial & Integrasi Masyarakat
Gerakan radikalisme dan konflik sosial diprediksi masih akan terus terjadi pada tahun-tahun mendatang. Pada tahun 2012, pemerintah dan khususnya aparat keamanan, harus mewaspadai terjadinya aksi radikalisme yang terdiri dari konflik-konflik sosial dan kekerasan atas nama agama.
Demikian diungkapkan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Lazuari Birru, Dhyah Ruth, Jumat (3/2/2012) di Jakarta. Menurut Dhyah, radikalisme yang terkait dengan konflik-konflik sosial bersumber dari deprivasi ekonomi, yaitu perasaan terpinggirkan secara ekonomi.
Selain itu, menurut Dhyah, karena adanya perasaan kalangan masyarakat yang teralienasi, yaitu perasaan terasing hidup di lingkungan sendiri. Lalu, adanya perasaan terancam dari kelompok masyarakat, yaitu perasaan bahwa posisinya dilemahkan atau tertekan.
Kelompok radikal, kata Dhyah, berpotensi besar melakukan infiltrasi terhadap konflik-konflik sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Isu-isu marginalisasi, kesenjangan ekonomi, dan kemiskinan, tetap menjadi fokus kampanye kelompok radikal.
Selain itu, pertentangan kelas juga menjadi isu yang sangat mudah dimanfaatkan kelompok-kelompok tertentu untuk menyulut kekerasan. Misalnya, buruh dengan pengusaha atau petani dengan pengusaha agrobisnis atau perkebunan.
Dhyah mengungkapkan, dari survei indeks radikalisme Lazuardi Birru tahun 2011, kelompok pekerjaan petani, nelayan dan peternak memiliki indeks kerentanan tertinggi, yaitu 46,4. Kemudian, kelompok pengangguran memiliki skor indeks kerentanan 44,8, dan kelompok buruh dan pekerjaan serabutan mencapai 43.9.
"Skor itu berada di atas titik aman, yaitu 33,3. Skor 0 menunjukkan tidak radikal dan skor 100 menunjukkan sangat radikal," jelasnya.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu kelompok radikal sebenarnya bisa saja tidak ada asalkan semua tidak ada yang mengadu domba masyarakat kebanyakan masyarakat indonesia senang mengadu domba sesama bangsa agar terjadi perpecahan yang akan menguntungkan satu pihak.  
http://nasional.kompas.com/read/2012/02/03/22564017/Tahun.2012.Masih.Rentan.Konflik.Sosial

Tulisan Masyarakat Pedesaan & masyarakat Perkotaan

Masyarakat Pedesaan & Masyarakat Perkotaan itu harus bersinergi dalam membentuk suatu hubungan hanya mungkin bagi masyarakat elit kadang masih membedakan status & sosial padahal kan sudah dijelaskan di dalam agama kita bahwa kita tidak boleh membedakan status & sosial seseorang karena hal tersebut akan membuat terjadinya sebuah peperangan ataupun pembunuhan

Senin, 21 Januari 2013

Masyarakat Pedesaan & Masyarakat Perkotaan


Masyarakat Pedesaan & Masyarakat Perkotaan
Contoh kasus dari Masyarakat Pedesaan & Masyarakat Perkotaan
Membangun rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah di lahan perkotaan diakui tidak mudah. Pembangunan permukiman ini terkendala beberapa hal yang menjadi masalah utama.
http://stat.k.kidsklik.com/data/2k10/kompascom2011/images/quote_1.gif
Lahan untuk bangunan perumahan diketahui semakin sempit, harga lahan di perkotaan juga mahal bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
-- Hari Ganie
http://stat.k.kidsklik.com/data/2k10/kompascom2011/images/quote_1.gif
Menurut Hari Ganie, Ketua Bidang Perkotaan dan Permukiman Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP), ada lima masalah utama dalam penyediaan permukiman di perkotaan. Pertama, masalah ketersediaan lahan. Menurut Hari, lahan untuk bangunan perumahan diketahui semakin sempit, harga lahan di perkotaan juga mahal bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Yang kedua adalah masalah infrastruktur pendukung lokasi permukiman. Infrastruktur yang dibutuhkan baik secara makro maupun mikro, yang menghubungkan lokasi tempat tinggal, pusat kerja, dan pusat ekonomi.
Masalah ketiga, mengenai keterjangkauan daya beli masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah.
Menurut Hari, umumnya masyarakat mengandalkan fasilitas perbankan kredit perumahan rakyat (KPR) untuk membeli rumah. "Sekitar 85 persen masyarakat ini membeli rumah dengan mengandalkan KPR, mereka tidak punya akses sebelum mendapatkan dana subsidi," jelas Hari.
Masalah keempat terkait biaya pembangunan rumah yang mahal. Pembiayaan pembangunan ini salah satunya karena biaya perizinan pendirian rumah yang mahal. Masalah kelima mengenai kebijakan pemerintah yang belum berpihak pada kebijakan memberikan hunian yang baik bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Adalah kewajiban utama pemerintah untuk memenuhi kebutuhan papan rakyatnya. Oleh karena itu, kata Hari, keterlibatan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta stakeholder terkait perlu disinergikan.

Kesimpulan dari contoh kasus diatas ya semua tergantung pada lembaga pemerintah terkait karena semua itu butuh kerja sama & perundingan dengan masyarakat bawah agar harga sesuai dengan kemampuan masyarakat yg urbanisasi tiap tahunnya

http://properti.kompas.com/read/2011/03/03/18224818/Tak.Mudah.Bangun.Rumah.Murah.di.Perkotaan